Rambut panjang nu ngarumbay
Disangkeh panangan nyampay
Lalaunan raray tanggah
Rangkulan karaos pageuh
Familiar dengan lirik lagu di atas? Ya, lirik tersebut adalah lirik lagu “Kalangkang” yang dipopulerkan oleh Nining Meida. Lagu wajib di setiap resepsi pernikahan adat Sunda dan berbagai perhelatan. Selain lagu-lagunya yang tak lekang oleh zaman, sosok penyanyinya, Nining Meida dapat dikatakan sebagai diva yang mempopulerkan lagu-lagu Sunda sejak tahun 1980-an hingga sekarang.
Dengan suara emasnya, Nining Meida berhasil membawa pop Sunda ke tingkat popularitas yang lebih luas, tidak hanya di tatar Pasundan tetapi juga di berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Perjalanan Karier
Nining Meida lahir di Bandung pada tahun 1965. Meski tidak lahir dari keluarga seniman, tetapi sejak usia 4 tahun ia telah akrab dengan kesenian Sunda melalui grup kesenian yang dipimpin oleh Ugan Soemarna. Sejak saat itu pula, ia melalui masa kanak-kanak dengan belajar alat musik dan menyanyikan tembang Sunda.
Bakat dan suara merdu membawanya ke berbagai perlombaan vokal lagu Sunda sejak SD hingga SMA. Nyaris di setiap perlombaan itu, ia menyabet gelar juara pertama. Hingga pada tahun 1984, suara merdu Nining memikat seorang produser musik. Nining pun masuk dapur rekaman untuk kali pertama dengan menyanyikan single “Kokoronotomo” versi Sunda.
Pada tahun 1986, maestro karawitan dan pencipta lagu Sunda, Nano S mempercayakan lagu gubahannya “Kalangkang” untuk dibawakan oleh Nining. Lagu ini kemudian menjadi judul album pertama Nining Meida yang dirilis pada tahun 1988, menandai debutnya di belantika musik Indonesia. Album berisi 12 lagu ini juga menorehkan sejarah di dunia pop Sunda karena berhasil terjual 1 juta kopi, jumlah yang sangat fantastis pada saat itu.
Tak hanya lagu “Kalangkang”, lagu-lagu lain dalam album pertamanya ini pun tetap abadi. Sebut saja lagu “Peuyeum Bandung”, “Mojang Priangan”, dan “Potret Manehna”.
Di awal-awal kemunculannya, album “Kalangkang” yang lebih ngepop sempat mendapat cibiran karena keluar dari pakem tembang Sunda. Namun, Nining Meida dan suaranya membuktikan bahwa kawih Sunda bisa berkembang dan tetap dinikmati oleh berbagai kalangan. Dengan sentuhan modern dalam aransemennya, ia berhasil membuat musik Sunda lebih mudah diterima tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya.
Kesuksesan “Kalangkang” membuka jalan bagi lebih banyak musisi untuk mengeksplorasi musik daerah dengan pendekatan yang lebih inovatif. Juga menjadi pembuka jalan bagi Nining Meida dan album-album berikutnya. Nining Meida mendapatkan penghargaan dari Original Rekor Indonesia (ORI) pada tahun 2016. Penghargaan ini diberikan karena Nining telah merilis 100 album pop Sunda. Jumlah yang luar biasa.
Untuk menggenapi kiprahnya di dunia musik, pada tahun Oktober 2012 Nining Meida menggelar konser tunggal di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung. Uniknya, konser ini tidak memungut biaya alias gratis. Sebanyak 3 ribu tiket dibagikan kepada masyarakat umum, sekolah, lembaga pemerintah, dan lainnya.

(Foto: Facebook Nining Meida)
Warisan Musik Sunda
Nining Meida memiliki karakter vokal yang lembut, mendayu, namun tetap kuat dalam penyampaian emosi. Hal ini membuatnya memiliki tempat tersendiri di hati para penggemarnya. Penggunaan bahasa Sunda yang indah dalam lirik-liriknya juga semakin memperkuat identitas musiknya sebagai bagian dari warisan budaya.
Sebagai seorang penyanyi pop Sunda yang sukses, Nining Meida telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan musik daerah. Lewat lagu-lagunya, generasi muda tetap bisa menikmati dan mengenal kekayaan budaya Sunda yang begitu khas. Bagi generasi yang sudah tak lagi muda, lagu-lagu Nining Meida menjadi setapak nostalgia.
Hingga kini, lagu-lagu Nining Meida masih sering didengar dan dinyanyikan kembali oleh para pencinta musik Sunda, bahkan diaransemen ulang agar tetap relevan. Kehadirannya dalam dunia musik telah menjadi inspirasi bagi banyak penyanyi muda yang ingin meneruskan jejaknya dalam mengangkat pop Sunda ke tingkat yang lebih tinggi.
Sudah 37 tahun berlalu sejak album debutnya, meski tak terlalu sering mengeluarkan album, tetapi Nining Meida terus berkarya hingga hari ini. Anda dapat menemukannya di berbagai platform media sosial dan perhelatan. Jadi, sebutan diva memang pantas disematkan pada namanya. Nama yang akan terus lekat di ingatan para penggemarnya, nama yang menjadi legenda di ranah pop Sunda. (eL)