Tari Merak Sadunya

Seni dan Budaya

Sejarah Tari Merak: Simbol Keindahan dan Keharmonisan

Tari Merak adalah salah satu tari tradisional yang berasal dari Tatar Sunda, Jawa Barat. Tarian ini terkenal karena keindahan gerakannya yang lembut dan anggun, menggambarkan tingkah laku burung merak yang elok dan memikat. Tari ini diciptakan dengan tujuan sebagai hiburan, tetapi seiring waktu menjadi salah satu representasi budaya Sunda yang mendunia.


Asal-Usul Tari Merak

Tari Merak diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, seorang maestro tari dari Sunda, pada tahun 1950-an. Ia mengadaptasi gerakan tarian tradisional Sunda dengan elemen-elemen kreatif yang meniru gerakan burung merak, seperti membuka sayap, berputar, dan berjalan anggun. Awalnya, tarian ini dirancang untuk menyambut tamu kehormatan dalam berbagai acara formal.

Namun, pengembangan yang signifikan terjadi pada tahun 1960-an ketika seniman lain, seperti Irawati Durban Ardjo, menyempurnakan koreografi dan kostumnya. Kombinasi gerakan yang lembut dengan kostum berwarna cerah menyerupai bulu merak menjadikan tarian ini semakin populer, baik di tingkat nasional maupun internasional.


Makna Filosofis Tari Merak

Tari Merak bukan sekadar tarian estetis; ia memiliki nilai filosofis yang mendalam:

  1. Keindahan Alam: Tarian ini mencerminkan harmoni antara manusia dan alam, khususnya melalui representasi burung merak sebagai simbol keindahan.
  2. Keselarasan dan Kehidupan: Gerakan tari menggambarkan cinta, keharmonisan, dan kedamaian, yang merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam budaya Sunda.
  3. Kebanggaan dan Keanggunan: Dengan kostum yang mencolok dan gerakan anggun, tarian ini melambangkan kebanggaan dan kepercayaan diri, terutama bagi perempuan.

Gerakan Tari Merak

Gerakan utama Tari Merak diambil dari tingkah laku burung merak saat memamerkan keindahan bulunya. Beberapa ciri khas gerakannya meliputi:

  1. Gerakan Sayap: Melambangkan burung merak yang sedang membuka bulu-bulunya untuk menarik perhatian.
  2. Langkah Lembut: Menggambarkan sikap anggun dan kehati-hatian burung merak.
  3. Putaran Anggun: Meniru gerakan berputar burung merak saat memamerkan keindahan.

Gerakan ini biasanya dilakukan secara berkelompok untuk menciptakan kesan harmonis dan dinamis.


Kostum dan Musik Pengiring

  • Kostum: Penari mengenakan kostum berwarna cerah dengan motif menyerupai bulu merak. Aksesoris berupa mahkota di kepala melambangkan jambul burung merak. Sayap di bagian belakang kostum menjadi elemen utama yang mencerminkan keindahan merak.
  • Musik Pengiring: Tari Merak diiringi oleh musik tradisional Sunda, seperti gamelan degung atau kecapi suling, dengan nada yang lembut dan ritmis. Lagu pengiring sering kali bercerita tentang keindahan alam atau tema romantis.

Tari Merak di Era Modern

Tari Merak kini tidak hanya ditampilkan dalam upacara adat, tetapi juga dalam acara nasional dan internasional, seperti pernikahan, festival budaya, atau penyambutan tamu negara. Di panggung global, tarian ini menjadi duta seni budaya Sunda yang memperkenalkan keindahan dan kearifan lokal Indonesia.

Tari Merak terus mengalami inovasi, namun tetap mempertahankan esensi tradisionalnya. Seniman-seniman muda banyak yang memodifikasi koreografi dan kostum untuk menjadikannya lebih relevan dengan selera modern tanpa kehilangan nilai-nilai aslinya.


Tari Merak adalah salah satu mahakarya seni tari dari Sunda yang memadukan keindahan, keanggunan, dan filosofi mendalam. Dengan terus dikenalkan dan dilestarikan, tarian ini tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Sunda, tetapi juga salah satu ikon budaya Indonesia di mata dunia. (eL)

Seni Tari, Tari Merak

Artikel Menarik Lainnya

Tari ketuk tilu

Tari Ketuk Tilu: Kesenian Sunda yang Sarat Nilai Budaya

Tantangan Melestarikan Tari Tradisional di Era Digital

Seni rupa sebagai simbol perlawanan

Seni Rupa sebagai Media Perlawanan

Leave a Comment