Memilah sampah

Lingkungan

Tip Memilah Sampah di Rumah

Rumpun Indonesia

Lingkungan

Memilah sampah sejak dari rumah merupakan langkah kecil yang berdampak besar bagi keberlangsungan lingkungan hidup. Bagi Bumi yang kita tinggali ini.

Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebanyak 60.5% dari total sampah nasional berasal dari limbah rumah tangga. Kita dapat berkontribusi untuk mengurangi jumlah itu dengan beberapa cara.


Jenis-Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi ke dalam tiga kategori.

  1. Sampah organik
    • Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan alami dan dapat diurai oleh tanah secara alami. Contoh: daun dan ranting, sisa makanan, sisa potongan sayuran dan buah-buahan, rambut dan kuku manusia, bekas tusuk sate berbahan bambu.
  2. Sampah anorganik
    • Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan sintetis atau buatan manusia yang sulit terurai oleh tanah. Contoh: kertas, plastik, kaca, dan logam.
  3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
    • Sampah B3 adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan kesehatan manusia, makhluk hidup lain, dan lingkungan. Sampah B3 memerlukan penanganan khusus untuk mencegah pencemaran atau kerusakan lebih lanjut. Contoh: baterai bekas, pestisida, racun serangga, cairan pembersih yang mengandung zat kimia, thinner, dll.

Baca juga: Manfaat Bambu bagi Keberlangsungan Lingkungan Hidup


Manfaat Memilah Sampah di Rumah

Seperti yang telah kami sampaikan di awal, memisahkan sampah sejak dari rumah memberi manfaat signifikan bagi keberlangsung lingkungan hidup. Antara lain:

  1. Mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
    • Dengan dipilah, sampah yang dapat didaur ulang atau terurai secara alami tidak berakhir di tempat pembuangan akhir sehingga akan mengurangi beban sampah di sana.
  2. Memudahkan proses daur ulang
    • Sampah yang sudah dipilah memudahkan proses daur ulang. Barang-barang seperti plastik, kertas, dan logam dapat diproses kembali menjadi produk baru, mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru.
  3. Memiliki nilai ekonomis
    • Beberapa jenis sampah seperti kardus bekas, kertas, plastik, dan logam dapat dijual untuk didaur ulang. Ini memberi peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan, terutama bagi yang serius menjalankan pemilahan sampah di rumah.
  4. Mengurangi polusi
    • Memilah sampah mengurangi risiko pencemaran lingkungan, karena sampah organik yang terpisah dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah lainnya dapat dikelola dengan cara yang aman.

Baca juga: Mengasah Kreativitas Anak melalui Aktivitas Seni


Cara Memilah Sampah di Rumah

Sampah di rumah atau limbah rumah tangga dapat dipilah dengan berbagai cara. Berikut kami berikan tip-tipnya:

  1. Pisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik
    • Sediakan 2 tempat sampah yang berbeda untuk sampah organik dan anorganik dan beri label agar anggota keluarga mudah mengenalinya. Langkah ini bertujuan agar sampah anorganik yang masih bisa didaur ulang tidak rusak karena terkena sampah organik.
  2. Membuat kompos
    • Sisa potongan sayur, buah, daun, dan ranting dapat diolah kembali menjadi kompos. Kompos tersebut dapat digunakan untuk pupuk tanaman.
  3. Cuci sampah sebelum dibuang
    • Cuci sampah seperti botol plastik, kaleng, atau wadah makanan sebelum dibuang agar lebih mudah didaur ulang dan menghindari bau tidak sedap di tempat sampah.
  4. Cara membuang tusuk sate
    • Sebelum dibuang, potong tusuk sate menjadi kecil-kecil, terutama bagian yang berujung tajam. Hal ini agar tusuk sate tersebut tidak melukai petugas pengangkut sampah. Tusuk sate yang terbuat dari bambu dapat dimasukkan ke dalam tempat sampah organik.
  5. Membuang bekas pecahan kaca
    • Hindari membuang bekas pecahan kaca begitu saja ke tempat sampah. Sebaiknya tempatkan dalam wadah seperti kaleng bekas, botol plastik, atau kardus tebal. Pisahkan dari sampah lain, beri tulisan atau label “Pecahan Kaca” di wadah tersebut agar petugas kebersihan lebih berhati-hati menanganinya.
  6. Baterai bekas
    • Baterai bekas mengandung logam berat seperti merkuri dan timbal yang dapat mencemari tanah. Sebelum dibuang, tutup kedua kutub (+ dan -) baterai dengan isolasi atau lakban untuk mencegah korsleting yang dapat menyebabkan kebakaran, terutama untuk baterai lithium dan alkaline.
    • Tempatkan baterai bekas dalam wadah tertutup seperti botol plastik atau kaleng bekas. Buang di tempat pembuangan sampah khusus yang dapat mendaur ulang baterai bekas dengan aman.
  7. Cara membuang pembalut bekas
    • Pembalut bekas tidak perlu dicuci terlebih dahulu sebelum dibuang untuk menghindari penyebaran bakteri dalam darah yang larut dalam air. Juga untuk menghindari pencemaran air dan sistem pembuangan.
    • Sebaiknya, bungkus pembalut bekas dengan kertas atau bekas kemasannya, masukkan ke dalam kantong plastik, dan ikat erat. Pembalut adalah jenis sampah residu yang tidak dapat diaur ulang, maka pisahkan dari sampah lainnya baik sampah organik maupun anorganik. Buang di tempat sampah tertutup.
  8. Cara membuang diaper bekas
    • Buang kotoran padat ke toilet untuk menghindari pencemaran dan bau tidak sedap di tempat sampah. Bungkus dengan plastik bekas. Sama seperti pembalut, pisahkan dari sampah lainnya dan buang di tempat sampah tertutup.

Kebiasaan memilah sampah di tingkat rumah tangga dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan memilah sampah sejak awal, kita dapat mendukung proses daur ulang, mengurangi pencemaran lingkungan, mengoptimalkan pengelolaan sampah, dan tentu saja membuat rumah menjadi lebih sehat. (eL)

Artikel Menarik Lainnya

Bambu ramah lingkungan

Manfaat Bambu bagi Keberlangsungan Lingkungan Hidup

Seniman berwawasan lingkungan

Mengapa Para Seniman Perlu Memiliki Wawasan Lingkungan?

seni dari limbah

Seni dari Limbah: Kreativitas untuk Menyelamatkan Bumi

Leave a Comment